Kamis, 29 Mei 2014
Menjadi Pasangan yang Sepadan
Saudaraku, shalom di dalam kasih Kristus. Saat yang berbahagia ini kita dapat bertumbuh bersama dalam mengiring Tuhan. Pelayanan audio ini ada oleh karena kerinduan Tuhan untuk selalu memberkati saudara, sehingga iman dan kasih saudara semakin bertumbuh dan tersebar menjadi berkat yang besar bagi orang lain, dan Tuhan dipuji di mana-mana. Saya sangat bergairah dalam setiap topik yang ada, karena kerinduan saya adalah agar nama Tuhan dibuat harum oleh pengenalan akan Dia di mana-mana. Kumpulan renungan ini tersedia juga dalam bentuk CD dan disebarkan ke berbagai wilayah di Indonesia dan juga ke negara-negara lain, diterjemahkan dalam berbagai bahasa dengan maksud agar setiap orang dapat mendengar kabar baik dan memiliki pertumbuhan rohani yang murni, serta mengiring Tuhan. Untuk setiap respon saudara kami sangat bersyukur, karena itu semua merupakan sinergi antara saudara, saya dan karya Roh Kudus, terpujilah nama Tuhan Yesus.
Baiklah kita akan menyisihkan waktu untuk membaca firman Tuhan, di dalam Kejadian 2:18 TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." Lalu Kejadian 2:24 “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.”
Saudaraku, Tuhan adalah pencetus ide pernikahan. Dialah yang merancang terbentuknya keluarga saudara dan memberikan cinta kasih sebagai pengikat antara saudara dan pasangan saudara, baik suami ataupun istri. Saya senang sekali setiap kali menerima kartu undangan dan di dalamnya tertulis Tuhanlah yang mempersatukan mereka, atau satu di dalam ikatan kasih Tuhan. Oleh sebab itulah saudara dan pasangan saudara harus satu iman. Saudara yang laki-laki meninggalkan rumah orangtua dan membangun keluarga baru, berarti saudara harus benar-benar tinggal terpisah dari orangtua, karena saat terpisah itulah otoritas saudara sebagai kepala rumah tangga menjadi jelas. Saudara bukan lagi anak yang diatur oleh orangtua, melainkan saudara dan pasangan mengatur hidup keluarga sendiri. Ada banyak persoalan terjadi manakala seorang yang telah menikah tetap tinggal di rumah orangtua. Namun saya ingin mempersempit topik kita tentang bagaimana saudara harus menjadi pasangan yang sepadan, baik suami sebagai kepala, maupun istri sebagai penolong. Allah mengerti bahwa jika saudara sepadan, serasi, cocok, dan klop sebagai pasangan maka itu akan menghasilkan pernikahan yang bahagia dan memberi dampak yang luar biasa bagi dunia yang terhilang. Jadi tujuan pernikahan bukan hanya menyatukan cinta tetapi lebih luas lagi bahwa melalui pernikahan saudara, tujuan Allah digenapi, yaitu melahirkan keturunan ilahi, memenuhi bumi dan berkuasa. Maknanya bahwa ketika saudara menikah, saudara diberi mandat oleh Tuhan, bahwa melalui pernikahan, saudara dan pasangan melayani Tuhan beserta seisi keluarga. Dan jika hal ini saudara pahami maka pernikahan itu pasti akan menghasilkan suatu hal yang luar biasa bagi kerajaan Allah.
Saudara ingat pada waktu awal menikah, saudara mendapat bimbingan pranikah, bahkan banyak di antara saudara yang telah melayani Tuhan sejak masa muda, masing-masing bertumbuh dan memiliki kerinduan, visi melayani Tuhan, saudara mengalami pembentukan karakter bersama pasangan saudara setelah dipersatukan dalam pernikahan. Tetapi tidak sampai di sini, Tuhan menghendaki agar saudara terus bertumbuh. Saya perhatikan, ada beberapa pasangan pada waktu muda kelihatan bertumbuh, semangat dalam melayani, namun pada waktu menikah perlahan semua menjadi kendur. Saudara dulu rajin melayani Sekolah Minggu atau pemuda remaja, dan sebagainya. Tuhan merindukan agar setelah saudara menikah saudara tetap hidup di dalam panggilan pelayanan. Memang tantangannya berbeda, saudara sekarang lebih sulit mengatur waktu, karena saudara harus bekerja, saudara para istri juga mungkin bekerja, mungkin kita juga mengalami kesulitan ekonomi karena banyak kebutuhan keluarga, para istri yang juga menjadi ibu rumah tangga, tentu sama repotnya, mempunyai anak-anak yang masih kecil dan terus beranjak dewasa.
Sebenarnya semua itu dapat diatasi, asalkan Tuhan tetap menjadi prioritas keluarga saudara, karena ada banyak cara di mana saudara dapat melayani Tuhan bersama seisi rumah. Di mana hati saudara berada, di situlah semua terlihat. Tuhan no 1, kemudian keluarga dan barulah pelayanan. Kita tidak boleh mengabaikan keluarga demi pelayanan dan begitu juga sebaliknya. Semua dapat berjalan beriringan jika saudara memang memiliki roh yang menyala dan berkobar, serta belas kasihan bagi jiwa-jiwa yang terhilang. Ada seorang ibu yang begitu bijak dan ia mengurus keluarga, bekerja dan melayani dengan cara menulis puisi yang kemudian menjadi berkat besar bagai dunia, karena melalui puisinya itu ia membawa pertobatan dan penghiburan bagi orang lain. Saudaraku terkasih, sebagai istri atau sebagai suami, haruslah saling membangun, agar saudara dan pasangan saudara dapat melayani Tuhan menurut panggilan dan talenta yang Tuhan berikan. Karena sebagai suami atau istri saudara adalah pribadi yang harus bertanggung jawab atas setiap talenta dan visi yang Tuhan berikan. Jika saudara tidak saling membangun dan hidup di dalam visi dan panggilan-Nya, maka yang terjadi adalah bahwa saudara tidak akan bertumbuh dalam kerohanian, mengalami stagnasi, kelesuan rohani, tidak berbuah, bahkan mati rohani. Hidup biasa-biasa saja sebagai keluarga. Akhirnya sedikit demi sedikit dapat dipastikan saudara akan berkompromi dengan dosa, karena hidup jauh dari api kebangunan rohani yaitu tanpa visi dan gairah melayani akan membuat si jahat mudah mendekati. Lalat tidak akan berani mendekat pada kompor yang panas, begitu kata penginjil Reinhard Bonnke.
Di dalam Efesus 2:10 dikatakan, “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.” Saudaraku, apa yang menjadi tujuan pernikahan saudara? Ingatlah tujuan Allah, yaitu agar saudara melahirkan keturunan ilahi, dan tujuan ini bukan hanya untuk keluarga pendeta dan penginjil tetapi semua keluarga. Saya seringkali khawatir melihat keluarga yang tidak melayani Tuhan akhirnya masuk pada tingkat kebosanan dalam rumah tangga mereka. Kadang ada yang begitu giat mengejar karier dan uang, itu tidak salah selama saudara jelas menempatkan Tuhan di atas karier dan masa depan keluarga saudara, tetapi kegairahan saudara akan mudah terlihat, apakah pada Tuhan, atau karierkah atau uang dan kemewahan hidup. Saudara memang harus bekerja dengan baik dan rajin demi keluarga dan masa depan keluarga dan anak-anak, tetapi Tuhan dan pelayanan tidak dapat diabaikan. Justru saya yakin sekali bahwa kepuasan dan kebahagiaan hidup pernikahan dan keluarga, ada di dalam diri orang-orang yang setia hidup di dalam panggilan pelayanan. Keluarga yang suami-istri dan anak-anak melayani Tuhan, bertumbuh dalam kasih dan hidup bahagia.
Untuk itulah saya ingin mengajak, saudaraku para istri, jadilah penolong yang sepadan, jadilah pendoa yang baik, ibu yang baik, menguatkan dan mendorong suami untuk masuk dalam panggilan pelayanan. Demikian juga saudara para bapak, biarlah saudara menjadi pemimpin keluarga yang terhormat dan memiliki visi, mengajak dan mendukung istri serta anak-anak melayani Tuhan. Mengapa saya terbeban membahas hal ini, karena ada banyak keluarga yang tidak masuk di dalam panggilan pelayanan dan tidak bertumbuh akhirnya tidak memenuhi fungsinya masing-masing. Seringkali ibu-ibu yang anaknya sudah agak besar baru melayani Tuhan aktif juga di gereja tetapi suaminya tidak ikut. Saudara bisa melihat kepada keluarga pendeta atau gembala saudara, dan belajar bagaimana mereka dengan kesulitan yang sama, mulai dari menikah, punya anak kecil, kadang juga mengalami kekurangan, merawat anak, tetapi tetap setia, bukan karena itu adalah profesi mereka semata-mata, melainkan karena mereka mau hidup taat di dalam panggilan Tuhan. Mari dukung istri, suami saudara untuk hidup dalam panggilan. Saudara dapat melayani dengan berbagai cara agar menjadi berarti, dengan waktu yang mungkin terbatas, dan kemampuan saudara, apa saja, lakukan yang menurut saudara adalah melayani Tuhan, menolong teman yang bermasalah, memberitakan kabar baik, berdoa, menulis, menjadi anggota tim kunjungan atau pemerhati di gereja dan banyak hal. Yang penting kasih Tuhan dinyatakan. Roma 12:11 berkata, “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.”
Akhirnya saya berharap mulai hari ini, saudara disadarkan, jika saudara telah begitu lama tidak melayani Tuhan, tidak terlibat di dalam pemberitaan Injil dan kemajuan kerajaan Allah, kiranya perjumpaan ini memberikan suatu dorongan yang kuat untuk saudara bangkit kembali dari keterpurukan atau keadaan yang suam dan menjadi terang bagi dunia, melalui doa dan pelayanan saudara, ketika saudara saling mendukung dan mendorong pasangan saudara maka ada banyak jiwa-jiwa, yaitu keturunan ilahi akan lahir melalui kehidupan saudara. Tuhan memberkati. Mari kita berdoa.
Bapa di surga, terima kasih karena Engkau telah memberkati saudaraku ini di dalam pernikahannya, Engkaulah Tuhan yang selama ini membimbing dan mengajar bahkan memelihara kehidupan keluarganya. Jika saat ini saudaraku ini mau membaharui kehidupannya, Roh Kudus tolonglah agar saudaraku menjadi pasangan, penolong yang saling mendukung dan melayani Tuhan. Lihatlah kerinduan di hatinya untuk melayani-Mu. Berikan visi-Mu untuk saudaraku ini saling melengkapi sebagai pasangan yang menjadi berkat bagi kerajaan-Mu. Pulihkan hatinya. Terima kasih Tuhan, dalam nama Yesus kami berdoa. Amin.
Ev. Rini Koesdyanto
***
Jika saudara memerlukan konseling lebih lanjut, silakan hubungi penulis di 0852 1557 0123
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar