Kamis, 22 Mei 2014
Kehilangan Orang yang Dicintai
Shalom saudara pendengar program “Dia Jamah”, di manapun saudara berada. Kembali saya ingin menemani saudara walaupun dalam waktu yang singkat. Kiranya berkat Tuhan tercurah buatmu. Mari kita melihat firman Tuhan, Mazmur 89:49. “Siapakah orang yang hidup dan yang tidak mengalami kematian, yang dapat meluputkan nyawanya dari kuasa dunia orang mati?”
Sebagaimana setiap kita mengetahui, bahwa suatu saat setiap orang pasti akan mengalami kematian, di mana tubuh terpisah dari roh dan jiwanya. Tubuh kembali kepada debu, dan jiwa manusia kembali kepada Penciptanya. Kita semua tidak pernah tahu kapan kita akan meninggalkan dunia dan orang-orang yang kita kasihi. Kadangkala jika waktunya tiba, Tuhan memberi tanda kepada orang yang bersangkutan atau sanak keluarga terdekat, bisa melalui mimpi, firasat atau tanda-tanda lainnya. Namun yang terpenting adalah apakah saudara dan orang yang saudara kasihi sudah mendapat jaminan keselamatan untuk kehidupan selanjutnya.
Saudaraku yang terkasih, Allah berkuasa atas seluruh hidup manusia, meskipun seringkali kita merasa bahwa maut menjemput lebih cepat. Namun saudara tidak perlu ragu. Jika saudara hidup dalam kebenaran, semua hal yang terjadi adalah atas seizin Tuhan. Sebab tidak ada apapun atau siapapun yang dapat mengambil nyawa saudara, jika tidak diizinkan Tuhan. Sekarang saya ingin masuk ke dalam pokok pembicaraan kita. Saudara mungkin tengah mengalami saat di mana saudara kehilangan orang yang saudara cintai, apakah itu suami, istri, anak, ataupun orangtua dan teman baik saudaraku. Banyak di antara mereka yang terlebih dahulu meninggalkan kita, adalah orang-orang yang baik, bahkan sangat baik, dan banyak memberkati kehidupan saudara. Namun justru merekalah yang lebih dahulu pergi. Saudara dan keluarga saudara dikejutkan dengan cara dan peristiwa bagaimana orang yang saudara kasihi itu meninggal dunia.
Saya pernah mendengar kesaksian bagaimana seorang gadis anak seorang pendeta, meninggal karena dibunuh oleh para penjahat. Anak itu merupakan satu-satunya anak perempuannya, anak yang sangat baik dan mengasihi orangtuanya. Hamba Tuhan ini begitu terpukul dan sangat berduka. Namun Allah menguatkan hatinya, sehingga ia bahkan dapat mengampuni penjahat yang membunuh anaknya. Ada banyak kisah tentang bagaimana manusia kehilangan orang yang dikasihi, dan penderitaan panjang, kesepian, kenangan akan masa bersama, suka duka, canda tawa, perasaan rindu yang tak terpuaskan, semua kenangan semasa dia hidup bersama kita, akan menambah duka dan kerinduan yang teramat sangat.
Saudaraku yang terkasih, mungkin saat ini saudara baru saja kehilangan orang yang saudara kasihi. Ada banyak pertanyaan di benak saudara, “Mengapa ini terjadi, mengapa Tuhan mengambilnya di saat yang tidak tepat? Mengapa Tuhan mengambilnya di saat kami berbahagia?” Saudara bahkan merasa belum sempat membuatnya bahagia, atau saudara baru saja mau menikah dan sekarang saudara harus kehilangan dia. Saudara mungkin baru saja memiliki seorang bayi sebagai buah cinta saudara dengan dia, namun kini ia meninggalkan saudara. Oh saudaraku, tidak ada seorang pun yang berkuasa atas hari kematian, sebagaimana dikatakan Pengkhotbah 8:8, “Tiada seorangpun berkuasa menahan angin dan tiada seorangpun berkuasa atas hari kematian.”
Seberapapun kerasnya usaha saudara mencegahnya, namun jika Tuhan menghendaki maka manusia tidak memiliki daya apa-apa. Saudara mungkin sangat mengharapkan mujizat terjadi, sehingga orang yang saudara kasihi hidup kembali. Tuhan memang berkuasa membangkitkannya. Namun pertanyaannya apakah Dia menghendakinya? Apapun yang terjadi, semua itu merupakan rahasia Tuhan. Yang jelas saudara harus percaya bahwa Tuhan tidak pernah bermaksud jahat, selalu yang terbaik yang Dia buat bagi kehidupan kita. Pada waktu hal itu terjadi kita cenderung protes terhadap Tuhan, saudara merasa Tuhan tidak adil. Saudaraku, kita belum tahu apa yang menjadi maksud Tuhan melalui keterpisahan ini. Meski demikian Allah selalu mengetahui hati saudara. Kehilangan orang yang kita cintai memang sangat menyakitkan, rasanya saudara ingin ikut pergi bersamanya. Meski demikian saudara tidak boleh terus tinggal dalam dukacita yang berkepanjangan. Ulangan 34:8 berkata, “Orang Israel menangisi Musa di dataran Moab tiga puluh hari lamanya. Maka berakhirlah hari-hari tangis perkabungan karena Musa itu.”
Saudaraku, saya dapat memahami betapa dalamnya rasa kehilangan yang saudara alami. Karena saya pun pernah mengalami keterpisahan ini. Tetapi, hari-hari berkabung harus berlalu, dan kita harus melanjutkan kehidupan di dalam kekuatan kuasa Tuhan dan penghiburan dari-Nya. Jika kita kehilangan semangat hidup, maka kehidupan menjadi semakin sulit kita jalani. Jika orang yang saudara kasihi itu telah memiliki Yesus sebagai Juruselamat, tentulah ia telah kembali kepada Bapa di surga, dan ia sudah sangat berbahagia di atas sana. Saudara yang masih tinggal di bumi harus tetap melanjutkan hidupmu, sampai suatu hari kelak saudara akan berjumpa kembali. Untuk itulah saudara harus menjadi kuat menempuh hidup, meskipun tanpa orang yang saudara kasihi mendampingimu. Keputusan yang saudara ambil akan menentukan kebahagiaan saudara. Meskipun saudara harus tegar melewati kerinduan yang dalam, namun jika saudara tahu bahwa suatu hari kelak saudara akan bertemu kembali dengannya, saudara pasti memilih untuk memupuk kembali semangat hidup saudara, untuk melanjutkan kehidupan di dunia yang begitu singkat ini. Saudaraku, akhirnya saya ingin mengatakan seperti yang dikatakan rasul Paulus, jadilah kuat di dalam kekuatan kuasa Tuhan.
Kenanglah orang yang saudara kasihi, dan teruskanlah semangat yang pernah ia miliki. Lakukanlah apa yang saudara anggap baik dari hidupnya, yakinlah bahwa ia hanya terpisah sementara dan kelak saudara berjumpa kembali dengannya dalam keadaan bahagia di surga. Seringkali ikatan batin yang saudara miliki dengannya akan membuat saudara mengubah kebiasaan buruk yang tidak ia sukai. Dari setiap peristiwa kehilangan orang yang kita cintai, Allah tidak pernah meninggalkan saudara menjalani kehidupan seorang diri. Biarlah Allah menggandeng tangan saudara dan menghibur serta memberi kekuatan yang baru. Roma 8:28, “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”
Mari saudaraku, mulailah menata kembali kehidupanmu. Saudara harus dapat melewati masa sulit ini dengan ketegaran iman. Sadarilah bahwa masih banyak orang yang membutuhkan dan mengasihi saudara. Mereka ingin melihat saudara tersenyum kembali. Masih ada banyak tawa dan sukacita untuk saudara, karena kehidupan di dalam Tuhan adalah kehidupan yang penuh dengan harapan. Untuk itulah Yesus mati di kayu salib, Dia bangkit untuk menyediakan hari esok buat saudara. Yesuslah yang menjadi jaminan sukacita dan kebahagiaan saudara. Mari datang kepada-Nya dan berserahlah, saudara pasti akan menjadi kuat.
Mari kita berdoa. Bapa di surga, kami menyerahkan semua dukacita dan beban berat ini. Angkatlah ya Tuhan, kain kabung saudaraku, ganti ratapannya menjadi sukacita karena Engkau. Biarlah saudaraku ini dapat melihat rencana-Mu melalui peristiwa ini. Peluklah saudaraku ini di dalam hadirat-Mu yang penuh kasih dan kedamaian. Kuatkanlah hatinya. Roh Kudus, Engkau yang memberi penghiburan dalam melewati hari-hari perkabungan. Tangan kanan-Mu memberikan kemenangan. Terima kasih Tuhan. Di dalam nama Yesus kami berdoa. Amin.
Saya akan mendukung saudara dari jauh di dalam doa, saudara tidak pernah sendirian, Tuhan Yesus selalu bersamamu. Sampai jumpa dalam program selanjutnya, Tuhan memberkati saudara.
Ev. Rini Koesdyanto
***
Jika saudara memerlukan konseling lebih lanjut, silakan hubungi penulis di 0852 1557 0123
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar