Rabu, 28 Mei 2014

Membentuk Anak yang Mencintai Tuhan


Saudaraku yang dikasihi Tuhan, kiranya kerinduan saudara akan firman Tuhan semakin bertambah. Berbahagialah jika saudara lapar dan haus akan kebenaran, karena saudara akan dipuaskan. Puji Tuhan untuk firman-Nya yang tidak akan pernah kembali dengan sia-sia. Kini kita akan belajar mengenai bagaimana membentuk anak-anak yang mencintai Tuhan.

Kita akan membaca firman Allah dari kitab Ulangan. Ulangan 32:46 berkata, "Perhatikanlah segala perkataan yang kuperingatkan kepadamu pada hari ini, supaya kamu memerintahkannya kepada anak-anakmu untuk melakukan dengan setia segala perkataan hukum Taurat ini.

Kemudian, Ulangan 6:1-8. "Inilah perintah, yakni ketetapan dan peraturan, yang aku ajarkan kepadamu atas perintah TUHAN, Allahmu, untuk dilakukan di negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya, 2 supaya seumur hidupmu engkau dan anak cucumu takut akan TUHAN, Allahmu, dan berpegang pada segala ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu, dan supaya lanjut umurmu. 3 Maka dengarlah, hai orang Israel! Lakukanlah itu dengan setia, supaya baik keadaanmu, dan supaya kamu menjadi sangat banyak, seperti yang dijanjikan TUHAN, Allah nenek moyangmu, kepadamu di suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. 4 Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! 5 Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. 6 Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, 7 haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.”

Bangsa Israel diperintahkan Tuhan untuk mendidik anak-anak mereka di dalam seluruh hukum Tuhan. Mereka diperintahkan untuk mengajarkan anak-anak mereka agar mengerti akan hukum Taurat dan takut akan Tuhan. Semua pengalaman yang mereka alami sejak bangsa itu ada, sampai mereka dipimpin Tuhan keluar dari mesir hingga tiba di tanah yang Tuhan janjikan, semua penyertaan Tuhan, segala mujizat yang mereka alami, dan segala kedahsyatan Tuhan harus diceritakan turun-temurun agar seluruh keturunan mereka mengenal siapa Tuhan Allah yang mereka sembah. Bagaimana mereka harus hormat dan taat, bagaimana kekuatan kuasa dan kasih serta keadilan Allah dan bagaimana akibat yang harus mereka tanggung apabila memberontak terhadap Tuhan. Tuhan katakan, “Ajarkanlah berulang-ulang.” Memang saudara, jika kita mengajarkan kebenaran harus berulang-ulang, jangan bosan memberi nasihat dan firman Tuhan. Jangan bosan mengajar dan memberi contoh kepada anak-anak kita. Mengapa perlu berulang-ulang, supaya anak-anak kita terus mengingat dengan kuat, nilai-nilai yang kita ajarkan. Untuk itu saudara sebagai orangtua harus terlebih dulu menjadi pelaku kebenaran, menghidupi kebenaran Tuhan, dan sungguh mengasihi Tuhan, barulah kemudian saudara dapat mendidik, mengajar anak-anak saudara dengan pengajaran dan teladan kehidupan. Jikalau saudara sebagai orangtua tidak mencintai Tuhan, bagaimana mungkin saudara mengajar apa yang saudara tidak miliki?

Saudara terkasih, justru sekarang ini saya banyak menyaksikan sebaliknya, anak-anak yang mengajarkan bapak ibunya untuk mengasihi Tuhan. Ini terbalik, anak sekolah minggu berusaha menyadarkan, mengajak ayahnya ke gereja. Anak-anak berdoa agar orangtua mereka bertobat. Marilah saudara para orangtua, saudara harus sadar bahwa dunia sudah mau lenyap, saudara masih mempunyai tugas untuk membawa bukan hanya diri saudara tetapi seluruh keluarga dan anak-anak saudara untuk masuk ke dalam kerajaan surga kelak. Mereka adalah tanggung jawab saudara, bukan hanya saudara memberi makan, dan menyekolahkan tetapi lebih dari itu orangtua sebenarnya memiliki tanggung jawab atas kerohanian mereka. Saudara harus menjadi gembala mereka, memimpin dan menuntun mereka kepada Yesus, mengajarkan, memberi teladan bagaimana hidup di dalam iman, bertumbuh dalam kasih kepada Tuhan dan sesama.

Saya masih sering mendengar orangtua yang mengajarkan anaknya untuk membalas kenakalan temannya, “Kenapa kamu diam saja? Pukul saja, balas.” Bayangkan nilai-nilai apa yang diajarkan, tidak ada firman Tuhan di sana. Bahkan kecenderungan orangtua membiarkan kesalahan anak, tidak ada ketegasan disiplin kasih di dalamnya. Kalau saudara tidak ingin anak-anak merokok, menonton video porno, saudara juga jangan melakukan itu, sebab dosa dan kebiasaan buruk dapat menular kepada anak saudara. Kalau saudara meminta maaf jika saudara melakukan kesalahan, mereka pun akan belajar meminta maaf. Teladan kehidupan merupakan pembelajaran yang paling mudah dicontoh anak-anak kita. Mereka akan belajar untuk jujur dan menghormati, karena melihat kejujuran dan bagaimana mereka dihargai sebagai pribadi.

Saya yakin jika kita mengajarkan nilai-nilai kerajaan Allah dengan disiplin dan kasih, maka mereka akan menjadi pribadi yang mengasihi Tuhan dan mengasihi saudara. Begitu banyak orangtua yang mengeluh bahwa anak-anak mereka memberontak, susah diatur dan tidak mau taat, tetapi orangtua tidak mau melihat pada diri mereka sendiri, bahwa semua itu tidak terjadi begitu saja, melainkan peran saudara sebagai orangtualah yang membentuk tingkah polah kepribadian mereka. Jika mereka memberontak terhadap saudara sebagai orangtua, seringkali hal itu disebabkan pola pengajaran yang timpang, saudara mencintai anak-anak tetapi salah menggunakan otoritas, cenderung terlalu memanjakan. Akibatnya mereka seringkali memanipulasi orangtua demi mencapai keinginan mereka yang belum tentu baik, dan itu terjadi berulangkali sampai akhirnya saudara menyadari bahwa anak-anaklah yang mengatur saudara dan berkuasa atas saudara. Begitu juga sebaliknya sikap orangtua yang otoriter tidak akan membentuk pribadi yang baik, karena anak-anak akan kurang melihat kasih dalam diri orangtua mereka. Ada orangtua yang mengajar dengan begitu lembut tanpa pernah sedikitpun memarahi, akhirnya anak itu menjadi tidak tahu artinya dimarahi, cenderung mencari perhatian dan nakal. Sebagai orangtua saudara dapat marah dengan benar jika diperlukan. Tidaklah bijak jika saudara melihat anak Anda perlu dimarahi atau didisiplin, tetapi Anda biarkan. Anak-anak seringkali belum tahu yang benar dan yang salah, kecuali ia sudah mulai remaja. Jika sejak usia balita saudara mengajar dengan pola yang tidak seimbang, maka mereka akan tumbuh tanpa mengenal otoritas kasih orangtua.

Saudaraku, menanamkan nilai kerajaan Allah harus dimulai sejak kecil. Ajarkan mereka sikap hormat dan taat akan firman Allah, mulai dari perkara kecil. Ketaatan dalam melakukan firman dan pertumbuhan rohani anak-anak saudara akan bergantung pada seberapa banyak firman Tuhan yang saudara tabur di hati mereka. Bagaimana mungkin mereka dapat bertumbuh dengan baik hanya melalui sekolah minggu? Saudara menyerahkan pengajaran firman kepada guru sekolah minggu, sedangkan setiap hari saudara sebagai orangtua hidup bersama dengan mereka. Di manapun, kapanpun, ajarkanlah firman, berulang-ulang, bagaimana mereka seharusnya menjadi seorang anak Tuhan, sikap dan pribadi Yesus harus terlihat.

Kadang saya mengajak anak saya mengunjungi seseorang untuk memberitakan Injil. Saya ajak mereka rutin mendoakan saudara kami yang belum percaya kepada Yesus. Sehari-hari penerapan firman haruslah nyata, sehingga mereka belajar tentang belas kasihan akan jiwa-jiwa yang terhilang, belajar mengasihi satu dengan yang lain dan nilai kehidupan praktis sesuai kehendak Allah. Kalau mereka melihat burung di udara, apa yang dapat mereka pelajari? Apa kata firman Tuhan mengenai kekuatiran? Apa kata firman Tuhan mengenai kejujuran? Apa kata firman Tuhan mengenai kekudusan, mengenai cinta, mengenai uang dan sebagainya. Mereka, anak-anak kita adalah ibarat kertas putih yang masih bersih, tergantung bagaimana kita sebagai orangtua melukis dan mengisinya, maka demikian mereka akan jadi. Jika saudara mendidik mereka untuk sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, maka mereka akan tahu bagaimana menjalani hidup ini dengan takut akan Tuhan dan mengandalkan Dia, dan mereka akan berhasil. Saudara tidak usah khawatir akan moralitas mereka, bagaimana mereka bergaul. Kalau saudara dengar anak remaja orang lain hamil di luar nikah, hidup dalam pergaulan bebas, sekolah atau kuliah tidak benar, saudara tidak perlu khawatir dengan anak saudara, asalkan saudara menggembalakan mereka dengan baik, semua itu tidak akan terjadi. Jadi, ajarkanlah mereka untuk mengasihi Tuhan, berulangkali ajarkanlah hal itu.

Saudara, kita bisa melihat bagaimana Ishak menjadi pribadi yang diberkati dan penuh iman, karena Abraham sebagai orangtuanya mengajarkan kehidupan iman kepadanya. Begitu seterusnya sampai semua anak-anak Israel memegang kebenaran karena iman. Mari kita tanamkan seluruh firman Allah dengan kasih kepada anak-anak kita, maka suatu hari kita akan menuai pribadi yang indah bagi kerajaan Allah, seperti bintang-bintang di langit keturunan orang benar itu.

Saya akan mengakhiri renungan ini di dalam doa buat saudara dan anak-anak saudara.

Bapa di surga, terpujilah nama-Mu, terimakasih buat semua anak-anak yang Engkau beri. Berkatilah saudaraku ini sebagai orangtua, agar ia menjadi orangtua yang menggembalakan anak-anaknya dengan kasih dan kekuatan firman-Mu, Engkau beri kemampuan dan hikmat serta kebijaksanaan. Tolonglah ia untuk menanamkan pondasi iman yang kuat bagi anaknya. Berkatilah segala usahanya untuk dapat memberi yang terbaik. Berkati anak-anak mereka dengan kasih-Mu, Berilah roh takut akan Tuhan dan roh pengenalan akan Engkau, serta lindungi dan jauhkan mereka dari yang jahat. Tuntunlah mereka agar bertumbuh menjadi terang bagi dunia, biarlah tangan-Mu senantiasa membimbing anak-anaknya. Terima kasih Tuhan, kami bersyukur di dalam nama Yesus. Amin.

Saudaraku terkasih, berbahagialah jika kepada saudara dipercayakan anak-anak oleh Tuhan. Beberapa orang begitu inginnya memiliki anak sampai menghabiskan banyak uang untuk mendapat anak lewat bayi tabung. Dan betapa mereka akan berusaha dengan sebaik-baiknya membesarkan anak yang sangat mereka nantikan, kadang membutuhkan waktu yang panjang sampai belasan tahun. Biarlah saudara yang telah diberikan kemudahan oleh Tuhan untuk memiliki anak, merawat dengan baik dan sesuai kehendak Allah, anak saudara yang juga adalah milik kesayangan Tuhan. Sampai jumpa


Ev. Rini Koesdyanto

***
Jika saudara memerlukan konseling lebih lanjut, silakan hubungi penulis di 0852 1557 0123

Tidak ada komentar:

Posting Komentar