Kamis, 22 Mei 2014
Mengampuni dan Melupakan
Saudaraku, kekasih Kristus selamat berjumpa kembali, saya berharap hati saudara dilingkupi dengan damai sejahtera yang dari Tuhan. Kesempatan kali ini saya ingin membagikan firman Tuhan tentang pengampunan, bagaimana kita harus memiliki hati yang lembut penuh pengampunan, melupakan kesalahan orang lain dan mengalami kuasa di dalam pengampunan.
Saudaraku yang dikasihi Tuhan, setiap manusia memiliki pengalaman manis dan pahit di dalam hidupnya, keduanya adalah bumbu kehidupan. Pengalaman manis sulit dilupakan, namun pengalaman pahit lebih lagi sulit dilupakan. Mengapa? Karena banyak orang begitu mengenggam kepahitan. Sebenarnya semuanya itu merupakan pilihan. Saudara dapat menyimpan yang baik saja dan membuang yang pahit. Seperti yang Tuhan lakukan terhadap kita orang berdosa.
Mari kita lihat firman Tuhan. Mazmur 103:12, Sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari kita pelanggaran kita.
Mika 7:19 Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut.
Apabila kita benar-benar mengenal dan mengikut Tuhan Yesus, maka firman Tuhan ini juga berlaku bagi kita. Yesus adalah pribadi yang penuh dengan pengampunan. Jika saudara meminta ampun atas segala dosa, tentu Ia akan mengampuni. Bahkan Tuhan tidak lagi mengingat dosa-dosa kita. Untuk itu saudara harus bersyukur dan jangan mengulangi kembali dosa yang sama, meminta pengampunan dariNya dan bertobat dengan sungguh-sungguh. Namun bagaimana jika saudara diminta Tuhan untuk mengampuni? Mungkin saudara berkata tidak semudah itu mengampuni. Saudara telah begitu disakiti dan dikhianati, ditolak, difitnah bahkan dihancurkan. Apapun perlakuan pahit yang saudara terima, memang tidak begitu saja dapat dilupakan. Kecenderungan hati kita adalah menyimpan erat-erat pengalaman pahit tersebut. Tetapi akan ada masalah lanjutan dari hal ini, yaitu sekalipun saudara merasa sebagai korban, setiap orang yang menyimpan kepahitan dan kemarahan tidak akan pernah bahagia dalam hidupnya.
Mari kita melihat apa yang dikatakan Tuhan di dalam Markus 11:25-26. “Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu. Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka Bapamu yang di sorga juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu.” Kemudian kita juga melihat ketika Petrus bertanya kepada Tuhan tentang berapa kali ia harus mengampuni, Lukas 17:4 “Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia.”
Tuhan begitu menaruh perhatian akan hal ini, Dia memahami sepenuhnya apa yang saudara rasakan, bagaimana saudara telah diperlakukan dengan tidak baik dan tidak adil. Namun Tuhan juga mengerti bahwa saudara tidak akan bahagia tanpa mengampuni dengan tulus dan melupakan, apa yang telah diperbuat orang lain terhadap saudara. Doa saudara dapat terhambat dan saudara tidak dapat menerima berkat yang maksimal dari Tuhan, bahkan dikatakan dalam kitab Markus bahwa Tuhan tidak akan mengampuni kesalahan saudara jika saudara tidak mau mengampuni. Kemudian saudara juga akan menjadi mudah tersinggung dan terancam, tidak dapat percaya pada orang lain lagi, hati saudara akan diliputi kemarahan, dan umpatan serta keinginan untuk membalas dendam atas apa yang dilakukan orang itu terhadap saudara. Sebentar-sebentar pikiran saudara akan tertuju kepada orang yang saudara benci. Tingkatan kebencian mulai dari rasa sebal, marah sampai benci, muak dan dendam kesumat saudara rasakan sesuai dengan kejahatan yang saudara terima dari orang itu.
Saudaraku terkasih, selamanya kemarahan tidak akan membawa kebaikan, tetapi bila saudara mau belajar mengampuni, hati saudara akan menjadi semakin lembut. Pertanyaan Petrus dijawab oleh Tuhan bahwa kita harus mengampuni tanpa batas. Bagaimana mungkin? Bukankah kesabaran manusia ada batasnya? Memaafkan juga ada batasnya! Itulah manusia, namun kita adalah manusia yang telah ditebus Allah, dan Allah ingin saudara dan saya menjadi manusia yang memiliki tabiat, karakter seperti Allah, karena Allah adalah Bapa kita.
Di dalam Perjanjian Lama, kita mendapati bahwa jika seseorang bersalah, maka ia harus dibalas, mata ganti mata, gigi ganti gigi, artinya kesalahan harus dibalas setimpal dengan perbuatannya. Di sini kita melihat bahwa ada perbedaan yang jelas antara hukum Taurat dan hukum kasih. Tuhan Yesus datang untuk menggenapi hukum Taurat, karena Ia adalah Allah yang penuh kasih, Ia ingin agar Petrus, saudara dan saya mengetahui bahwa Dialah yang memiliki hak untuk membalas, bukan manusia. Bagian kita adalah menaati Tuhan, jadi jika Tuhan berkata ampunilah orang yang bersalah terhadap kita, mari kita ampuni lalu serahkan orang itu ke tangan Tuhan. Berapa kali kita harus mengampuni? 70x7x! Bahkan Tuhan mengajar kita untuk mengampuni dan mengasihi musuh kita. Hal ini sama sekali tidak mudah, tetapi kita harus belajar.
Saudara terkasih, ada banyak kesaksian tentang bagaimana kuasa pengampunan itu sungguh luar biasa, seperti menaruh bara api di atas kepala orang yang kita ampuni dan doakan dengan tulus hati. Tindakan pertama adalah mengampuni, bukan dengan pengampunan manusia, tetapi ampunilah dengan kekuatan kasih Tuhan. Bahkan ada banyak kesaksian bagaimana Allah membuat orang yang membunuh benar-benar bertobat dan menjadi hamba Tuhan yang baik. Saya pernah mengalami fitnah yang kejam dan kejahatan yang menghancurkan keluarga saya. Jika saya dapat mengasihi orang-orang yang berbuat jahat kepada saya, hal itu dikarenakan saya memilih untuk mengampuni mereka. Ketika saya mengambil keputusan untuk mengampuni, saya berdoa dan Roh Kudus memberi kekuatan untuk mengampuni, hati saya dipenuhi kelegaan dari rasa marah terhadap orang-orang tersebut. Damai Allah mengalir bahkan saya dapat dengan tulus mendoakan mereka. Tahap berikutnya, saya mulai belajar melupakan, dengan tidak lagi mengingat-ingat kesalahan mereka. Akhirnya kini kalaupun saya menceritakan kembali pengalaman pahit tersebut, saya menceritakannya dengan tersenyum sebagai sebuah kesaksian, mengingat betapa saya bersyukur dan merasakan betapa Tuhan itu baik, karena Ia mengizinkan saya mengalami penderitaan karena orang lain, agar saya memiliki hati yang lembut dan bijaksana. Tidak ada lagi sengat kebencian, yang ada adalah kasih yang membuat saya merasa belas kasihan dan berdoa agar mereka bertobat dan diampuni Tuhan.
Saudara terkasih, jika kita belajar untuk mengampuni kesalahan orang lain dari kesalahan yang kecil, maka kita akan terus meningkat dengan mengampuni kesalahan yang besar dan menghancurkan bahkan mungkin mengambil nyawa. Pada akhirnya saudara akan merasakan bagaimana tangan Allah ada di pihak saudara. Ketahuilah bahwa Allah kita tidak pernah tertidur, dan Dia memberi balasan setimpal dengan apa yang dilakukan orang. Saya tidak mendoakan hal yang buruk, karena doa harus meminta hal yang baik buat orang lain, namun saya melihat pembalasan yang saya tidak minta, terjadi, satu per satu saya mendengar dan menyaksikan bagaimana Allah menghukum orang-orang yang jahat terhadap saya, ada yang menjadi gila, bahkan sampai ada yang meninggal. Ingatlah, Roma 12:19 berkata, Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan. Saudaraku, Allah itu mahaadil, dan Dia tidak akan membiarkan keadilan dibengkokkan. Jika saudara belum melihat keadilan itu berlaku, masalahnya adalah saudara masih mengambil peran yang seharusnya adalah milik Allah. Bagian saudara dan saya adalah mengampuni dan melupakan, bagian Allah adalah melakukan keadilan. Pengadilan manusia dapat diputarbalikkan dan disuap, namun siapa yang dapat melawan pengadilan Allah. Dia yang menghakimi, mengadili dengan tepat. Kemuliaan bagi Yesus.
Akhirnya, saudaraku, saya ingin menutup perjumpaan kita dengan firman Tuhan, bahwa kasih menutupi banyak kesalahan. Jika kita telah mendapat kasih dan pengampunan dari Tuhan, marilah dengan kasih yang sama kita juga mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Tuhan sanggup mengembalikan apa yang pernah hilang dalam hidup saudara, bahkan Tuhan akan mengembalikan berlipat ganda dengan kebahagiaan yang berlimpah jika saudara taat. Camkanlah hal ini. Mari kita berdoa.
Bapa yang terkasih, aku datang kepada-Mu, untuk membawa saudaraku ini, kalau hari ini saudaraku ini membutuhkan kekuatan untuk dapat mengampuni, Tuhan datanglah, seberapapun beratnya beban, luka, kepahitan dan kemarahannya, Tuhan Engkau sanggup melepaskan dan menyembuhkan segala luka di hatinya. Tuhan angkatlah kemarahannya, dan pulihkan jiwanya.
Sekarang saya minta saudara untuk berdoa mengampuni dan menyebutkan nama orang yang telah berbuat jahat terhadap saudara. Lepaskanlah pengampunan untuk dia, sebutkanlah namanya, dan doakanlah dia, berkatilah dia.
Kiranya kasih dan damai turun atas hati saudara, mulailah mengucap syukur dan menangislah di hadapan Tuhan, biarkan Dia menghapus duka dan semua memori yang pahit, dan menghancurkan kuasa setan yaitu kebencian, di dalam nama Tuhan Yesus. Terimalah kasih Tuhan Yesus dan kuasa-Nya untuk pengampunan. Di dalam nama Yesus kami berdoa. Amin.
Saudaraku, gantilah pikiran saudara dengan Filipi 4:8, Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Sampai jumpa, Tuhan memberkati.
Ev. Rini Koesdyanto
***
Jika saudara memerlukan konseling lebih lanjut, silakan hubungi penulis di 0852 1557 0123
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar